Kata-kata:

"Sejelek-jeleknya tulisan/catatan/postingan, adalah sebaik-baiknya ingatan. "(anonim).

Wednesday, November 16, 2011

Membuat Mesin Tetas Telur Otomatis

Pernah saya membuat mesin tetas telur, sempat juga ada teman yang membeli mesin yang saya buat tersebut. Desain yang pernah saya buat menggunakan pemanas dari 8 bola lampu AC 2,5 watt dan sebagai cadangan jika Listrik mati saya gunakan pemanasnya dari lampu teplok....(teplok....teplok....teplok....hua...haaa...haaa.haa...)

Dulu pernah saya coba untuk menetaskan telur, karena ingin menetaskan dalam jumlah banyak maka saya gunakan untuk menetaskan telur puyuh, dan alhamdulillaaah berhasil 100% menetas semua dari 100 butir telur yang saya tetaskan itu.

Otomatisnya jika panas yang sudah diatur misal 100oF, jika suhu melewati suhu tersebut maka thermostat akan mensaklar mikroswitch dan lampu pemanas otomatis akan mati, jika pakai lampu teplok maka pengaturannya adalah dengan mengatur tingkat nyala apinya.

Gara-gara ada teman yang ingin membuat mesin tetas, maka kali ini saya akan mencoba merancang mesin tetas otomatis, cuma tidak pakai pemanas dari listrik maupun dari lampu teplok. Saya akan mencoba menggunakan sumber pemanasnya hanya dengan menggunakan gas LPG.  Yah ....dulu kan belum jamannya ada gas elpiji.

Alat kontrol sensor suhu menggunakan rangkaian elektronik dengan catudaya dari baterai yang bisa diisi ulang. Yah ,.... kalau dulu saya masih menggunakan thermostat yang hanya bisa dibeli di toko peternakan. Rangkaian difungsikan untuk mengatur tingkat suhu yang diperlukan pada mesin tetas.

Bebarapa rancangan yang akan saya buat:
  1. Penggerak untuk membolak-balik telur secara otomatis
  2. Timer/pewaktu untuk otomatisasi.
  3. Pengukur dan  pengatur suhu dan  kelembaban.
  4. Kontrol indikator baterai, dengan charger otomatis.
  5. Kontrol dan indikator aliran udara.
Bebarapa hal yang harus diketahui, bahwa ada bebarapa syarat telur untuk dapat ditetaskan dan kondisi mesin tetas sebagai upaya menggantikan induk ayam yang mengerami:
1. Telur harus dipastikan sudah dibuahi oleh pejantan, jika tidak maka tidak ada kepastian menetas.
2. Telur yang ditetaskan baru dihasilkan oleh unggas/ayam, tidak lebih dari 1 minggu.
3. Telur yang terhindar dari goncangan yang kuat.
4. Telur yang bentuk dan ukurannya normal.
============================================================

Saya mikir kenapa Si Bebek kok tidak mau mengerami telurnya sendiri, dan  mungkin ayam ras misal ayam petelur/leghorn kayanya juga tidak bisa mengerami telurnya.

Kenapa mereka tidak mengerami telurnya, apakah karena tidak mau atau karena tidak mampu, ataukah tidak mau?

Setelah kucari-cari jawabannya termasuk tanya ke google ada jawaban yang mungkin ilmiah.  Jawabannya begini:
  1. Karena kebiasaan yang dirubah manusia. Dulu ketika itik masih liar mereka pasti memerlukan regenerasi, tetapi dengan campur tangan manusia telurnya terus menerus diambil sehingga instink untuk mengeram lama kelamaan menjadi hilang. Demikian juga yang terjadi pada ayam ras/ayam negeri.
  2. Itik bukan tidak bisa mengerami telurnya, tetapi memang tidak mau mengerami telurnya. Itik merupakan salah satu unggas yang di kenal mempunyai sifat keibuan yang jelek, sehingga ketika ia bertelur tidak akan mengerami telurnya. Makanya untuk produksi telur itik sangat mudah, karena telurnya tidak dilindungi oleh induknya.
Kalau menurut  dongeng ceritanya:

Pada jaman dahulu, ketika semua hewan bisa bicara, Singa si Raja Hutan mengumpulkan seluruh penghuni hutan. Buaya, penyu, bebek, burung, dan ayam ikut juga ikut berkumpul untuk mendengar ‘wejangan’ dari rajanya.

“Selamat datang rakyatku!” ucap sang Raja Hutan untuk membuka pertemuan. Dipertemuan itu Singa si Raja hutan memberikan petuah dan wejangan kepada seluruh rakyatnya. “Ayam… kalau kamu bertelur, eramilah telurmu selama 21 hari sampai mereka menetas” nasihat sang raja kepada Ayam.

“ Burung… karena kau selalu pergi terbang kesana-kemari untuk mencari makan, jika kamu bertelur maka letakkanlah telurmu di tempat yang tinggi dan eramilah mereka” lanjut sang Raja.

"Buaya dan Penyu… setiap kalian bertelur, kalian harus mengubur telur kalian, lalu tinggalkanlah, maka mereka akan menetas dengan sendirinya” ucap sang Singa kepada Buaya dan Penyu.

“Bebek… sama seperti kawanmu… (@#@$$%%^&^&*&$##@@$$%^^**-=-*&+=). Bebek tidak mendengarkan apa yang dinasihatkan Rajanya. Ia malah sibuk bercanda dengan sang penyu. Sampai akhirnya pertemuan itu selesai. Di perjalanan Bebek berpikir, “tadi apa yang dinasihtkan sang Raja padaku?” “oh… ya mungkin aku harus sama seperti kawanku Si Penyu agar meninggalkan telurku kalau bertelur nanti, supaya telur-telurku bisa menetas.”

















0 comments: