1. Memahami arti benar, kebenaran dan arti salah
2. Mengetahui manfaat melaksanakan kebenaran dan mengurangi tingkat kesalahan.
Baru saja saya mengikuti Khutbah Idul Adha...Yaah mumpung masih ingat isinya, karena di dalamnya berisi nasehat bagi umat Islam untuk selalu di jalan yang benar.
Sebagai pencari kebenaran, tentu segala sesuatu dicermati, harus obyektif, berdasar ilmu yang sesuai.
Dengan segala keterbatasan pengetahuan, pengalaman yang saya milikipun, saya merasa berkewajiban untuk mengolah informasi yang saya terima agar informasi itu menjadi suatu yang positif, benar dan membawa kebaikan bagi diri dan siapapun.
Saya merasa bukanlah seorang yang ahli dalam bidang ilmu, tapi saya sedang mencari ... menemukan sisi kebenaran yang merupakan bagian dari ilmu itu sendiri. Sehingga pembahasan apa yang saya lakukan masih terbatas, dan masih perlu di perjelas, dirinci, dikhususkan dan
sebagainya.
Saya tidak bermasksud menyalahkan dan mencari kesalahan namun hanya menfilter informasi yang saya terima agar menjadi informasi yang baik dan benar.
Dan apa yang saya katakan juga jangan dianggap sebagai kebenaran yang mutlak, karena Dia-lah/Alloh Yang Haq.
Konsep:
Keyakinan kebenaran
1. Wahyu Al-Quran dan Sunnah Rosul Muhammad SAW.
Sebagai pencari kebenaran, tentu segala sesuatu dicermati, harus obyektif, berdasar ilmu yang sesuai.
Dengan segala keterbatasan pengetahuan, pengalaman yang saya milikipun, saya merasa berkewajiban untuk mengolah informasi yang saya terima agar informasi itu menjadi suatu yang positif, benar dan membawa kebaikan bagi diri dan siapapun.
Saya merasa bukanlah seorang yang ahli dalam bidang ilmu, tapi saya sedang mencari ... menemukan sisi kebenaran yang merupakan bagian dari ilmu itu sendiri. Sehingga pembahasan apa yang saya lakukan masih terbatas, dan masih perlu di perjelas, dirinci, dikhususkan dan
sebagainya.
Saya tidak bermasksud menyalahkan dan mencari kesalahan namun hanya menfilter informasi yang saya terima agar menjadi informasi yang baik dan benar.
Dan apa yang saya katakan juga jangan dianggap sebagai kebenaran yang mutlak, karena Dia-lah/Alloh Yang Haq.
Konsep:
Keyakinan kebenaran
1. Wahyu Al-Quran dan Sunnah Rosul Muhammad SAW.
- Al-Quran, salah satu nama yang lain adalah Al-Furqon yaitu pembeda antara yang benar dan yang salah.
- Sedangkan sunnah Rosul/Hadist Nabi, saya masih ingat guru agama saya di SMP dulu menyampaikan "wamaa yantiqu 'anil hawa, in huwa illa wahyu yukhaa" kurang lebih tafsirnya, bahwa segala apa yang dilakukan Nabi Muhammad bukanlah nafsu melainkan wahyu.
2. 'Ilmul Yaqiin= Keyakinan berdasarkan Ilmu
"hal yastawilladziina ya'lamuuna walladzina laa ya'lamun, Innamaa yatadzakkaru uulul albaab". Saya artikan 'adakah sama orang yang berpengetahuan dengan yang tidak berpengetahuan, sesungguhnya orang yang bisa menggunakan akalnyalah yang bisa menerima pelajaran'.
3. 'Ainul yaqiin= Keyakinan berdasarkan Panca Indera
di Al-Quran juga di nyatakan akan pentingnya/harusnya mencari kebenaran dengan kemampuan panca indera, bahkan di bantu dengan peralatan modern guna dapat mengindera sesuatu.
contoh:
Teropong untuk melihat jarak jauh atau makrosmos/jagat-raya
Mikroskop untuk mengamati mikrosmos/jagad-mungil
==================================================================
Ayat-ayat Alloh SWT berupa Ayat Qouliyah atau tersurat/tertulis, juga berupa Ayat-ayat Kauniyah atau tersirat yaitu alam ciptaan yang ada ini.
Terkandung di dalam ayat-ayat Qouliyah/Tersurat ada hukum, sorga, neraka
Terkandung di dalam ayat-ayat Kauniyah juga, ada hukum Kausalitas atau sebab akibat, Ilmu untuk menemukan jalan keluar, Nikmat dan Bencana.
=================================================================
Di atas yang saya sebutkan sebagai konsep, atau dasar saya untuk memfilter segala informasi guna menjadikan sudut pandang yang benar semoga dapat menghindarkan diri dari banyak kesalahan.
Saya tertarik untuk mencari definisi atau arti benar dan salah itu apa?, juga apa arti kebenaran?
=================================================================
berikut beberapa pembahasan arti benar dan salah,yang saya ambil dari link
http://www.psycholovegy.com/2011/04/filsafat-dan-ilmu-logika-arti-benar-dan.html
Arti Benar dan Salah
a. Benar
Aturan berpikir benar’ yang dibicarakan oleh ‘ilmu logika’ .
Benar adalah persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.
Misalnya :
Bumi mengelilingi matahari => Preposisi ini sama dengan kenyataannya. (Logika BENAR)
Matahari mengelilingi bumi => Preposisi ini TIDAK sama dengan kenyataan (Logika SALAH)
Untuk mengukur benar, selain dengan patokan diatas kita juga bisa meneliti apakah proposisi dari kalimat yang akan kita teliti itu mengandung PERTENTANGAN (kontradiksi).
Proposisi yang bertentangan misalnya :
Ahong adalah seorang bisu yang pandai berdebat = (Tidak mungkin orang bisu bisa berbicara, apalagi berdebat)
Sibuta dari gua hantu itu sangat jeli penglihatannya = (Tidak mungkin orang buta bisa melihat)
~ benar adalah apa yg sesuai dgn ajaran agama (yg sesuai dgn al'quran & al'hadist)
~Kebenaran adalah sesuatu yang absolut dan tidak terbantahkan
Seperti terbitnya matahari di Timur dan berperaduan di Barat
~Kebenaran adalah sesuai dengan apa yang diucapkan, yang dikerjakan, dan juga yang dituliskan.
Kebenaran Ilmiah
Adalah Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
b. Salah
Salah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran agama ( al Qur’an dan hadist )
Salah adalah ketidak adilan.
Salah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan norma atau adat yang berlaku di masyarakat.
Salah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta.
Kesalahan adalah perbuatan menyimpang / yang tidak sesuai dengan planning.
Teori Kebenaran
1. Teori Korespondensi
Teori yang pertama ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya.
Suatu proposisi atau pengertian adalah benar jika terdapat suatu fakta yang selaras dengan kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya.
Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang beralasan dengan realitas, yang serasi (corresponds) dengan situasi actual.
Kebenaran ialah suatu yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi aktual. Kebenaran ialah persesuaian (agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (Judgment) dengan situasi seputar (Enviromental situation) yang diberinya intepretasi.
“if a judgment corresponds with the facts, it is the true; if not, it is false."
[Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak maka dapat dikatakan salah].
Teori korespondensi ini sering dianut oleh realisme/empirisme.
K. Rogers, adalah seorang orang penganut realisme kritis Amerika, yang berpendapat bahwa : keadaan benar ini terletak dalam kesesuaian antara "esensi atau arti yang kita berikan" dengan "esensi yang terdapat didalam obyeknya".
Realisme epistemologis berpandangan, bahwa terdapat realitas yang independence (tidak tergantung), yang terlepas dari pemikiran; dan kita tidak dapat mengubahnya bila kita mengalaminya atau memahami. Itulah sebabnya realisme epitemologis kadangkala disebut obyektivisme]. Dengan perkataan lain: realisme epistemologis atau obyektivisme
berpegang kepada kemandirian sebuah kenyataan tidak tergantung pada yang di luarnya.
Dalam perpustakaan Marxis dapat dibaca :
If our sensations, perception, notions, concepts and theories corresponds to objective reality, if reflect if faithfully, we say that they are true, while true statement, judgment or theories are called the truth.
[Jika sensasi kita, persepsi kita, pemahaman kita, konsep dan teori kita bersesuaian dengan realitas obyektif, dan jika itu semua mencerminkannya dengan cermat, maka kita katakan itu semua benar: pernyataan, putusan dan teori yang benar kita sebut kebenaran].
Materialisme dialektika memahamkan kebenaran sebagai pengetahuan tentang sesuatu obyek, yang mencerminkan obyek tersebut secara tepat, dengan perkataan lain, bersesuaian dengan obyek yang dimaksud.
misalnya pengertian ilmiah bahwa "tubuh terdiri dari atom-atom"' bahwa "Bumi lebih dahulu ada dari pada manusia", bahwa "rakyat adalah pembuat sejarah", dan lain sebagainya, adalah benar.
Berlawanan dengan idealisme, maka meterialisme dialektika mempertahankan bahwa kebenaran adalah obeyektif. Selama kebenaran mencerminkan dunia wujud secara obyektif, maka wujudnya itu tergantung pada kesadaran manusia. Kebenaran obyektif, tulis Lenin, adalah kandungan pengetahuan kita yang tidak tergantung, baik kepada manusia maupun kepada kemanusiaan. Kandungan kebenaran sepenuhnya ditentukan oleh proses abyektif yang tercerminkannya.
LENIN Menulis:
"From live contemplation to abstract thinking and from that to practice, such is the dialectical process of cognizing the truth, of cognizing objective reality.
[Dari renungan yang hidup menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ menuju praktek, demikianlah proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran, atas realitas obyektif].
Selajunya kaum marxist mengenal dua macam kebenaran, yaitu (a) kebenaran mutlak dan (b) kebenaran relatif]
"Absolute truth is objective truth in its entirety, an absolutely exact reflection of reality"
[Kebenaran mutlak ialah kebenaran yang selengkapnya obyektif, yaitu suatu pencerminan dari realitas secara pasti mutlak]
Kebenaran relatif adalah pengetahuan mengenai relaitas yang kesesuaianya tidak lengkap, tidak sempurna. Menurut Lenin, kebenaran relatif adalah pencerminan dari obyek yang relatif benar, yang terbatas dari manusia.
"Every truth is objective truth”
[setiap kebenaran adalah kebenaran yang obyektif].
kebenaran relatif adalah kebenaran yang tidak sempurna, tidak lengkap.
2. Teori Konsistensi
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri.
Dengan demikian, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih dahulu.
Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.
"hal yastawilladziina ya'lamuuna walladzina laa ya'lamun, Innamaa yatadzakkaru uulul albaab". Saya artikan 'adakah sama orang yang berpengetahuan dengan yang tidak berpengetahuan, sesungguhnya orang yang bisa menggunakan akalnyalah yang bisa menerima pelajaran'.
3. 'Ainul yaqiin= Keyakinan berdasarkan Panca Indera
di Al-Quran juga di nyatakan akan pentingnya/harusnya mencari kebenaran dengan kemampuan panca indera, bahkan di bantu dengan peralatan modern guna dapat mengindera sesuatu.
contoh:
Teropong untuk melihat jarak jauh atau makrosmos/jagat-raya
Mikroskop untuk mengamati mikrosmos/jagad-mungil
==================================================================
Ayat-ayat Alloh SWT berupa Ayat Qouliyah atau tersurat/tertulis, juga berupa Ayat-ayat Kauniyah atau tersirat yaitu alam ciptaan yang ada ini.
Terkandung di dalam ayat-ayat Qouliyah/Tersurat ada hukum, sorga, neraka
Terkandung di dalam ayat-ayat Kauniyah juga, ada hukum Kausalitas atau sebab akibat, Ilmu untuk menemukan jalan keluar, Nikmat dan Bencana.
=================================================================
Di atas yang saya sebutkan sebagai konsep, atau dasar saya untuk memfilter segala informasi guna menjadikan sudut pandang yang benar semoga dapat menghindarkan diri dari banyak kesalahan.
Saya tertarik untuk mencari definisi atau arti benar dan salah itu apa?, juga apa arti kebenaran?
=================================================================
berikut beberapa pembahasan arti benar dan salah,yang saya ambil dari link
http://www.psycholovegy.com/2011/04/filsafat-dan-ilmu-logika-arti-benar-dan.html
Arti Benar dan Salah
a. Benar
Aturan berpikir benar’ yang dibicarakan oleh ‘ilmu logika’ .
Benar adalah persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.
Misalnya :
Bumi mengelilingi matahari => Preposisi ini sama dengan kenyataannya. (Logika BENAR)
Matahari mengelilingi bumi => Preposisi ini TIDAK sama dengan kenyataan (Logika SALAH)
Untuk mengukur benar, selain dengan patokan diatas kita juga bisa meneliti apakah proposisi dari kalimat yang akan kita teliti itu mengandung PERTENTANGAN (kontradiksi).
Proposisi yang bertentangan misalnya :
Ahong adalah seorang bisu yang pandai berdebat = (Tidak mungkin orang bisu bisa berbicara, apalagi berdebat)
Sibuta dari gua hantu itu sangat jeli penglihatannya = (Tidak mungkin orang buta bisa melihat)
~ benar adalah apa yg sesuai dgn ajaran agama (yg sesuai dgn al'quran & al'hadist)
~Kebenaran adalah sesuatu yang absolut dan tidak terbantahkan
Seperti terbitnya matahari di Timur dan berperaduan di Barat
~Kebenaran adalah sesuai dengan apa yang diucapkan, yang dikerjakan, dan juga yang dituliskan.
Kebenaran Ilmiah
Adalah Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
b. Salah
Salah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran agama ( al Qur’an dan hadist )
Salah adalah ketidak adilan.
Salah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan norma atau adat yang berlaku di masyarakat.
Salah adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta.
Kesalahan adalah perbuatan menyimpang / yang tidak sesuai dengan planning.
Teori Kebenaran
1. Teori Korespondensi
Teori yang pertama ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya.
Suatu proposisi atau pengertian adalah benar jika terdapat suatu fakta yang selaras dengan kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya.
Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang beralasan dengan realitas, yang serasi (corresponds) dengan situasi actual.
Kebenaran ialah suatu yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi aktual. Kebenaran ialah persesuaian (agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (Judgment) dengan situasi seputar (Enviromental situation) yang diberinya intepretasi.
“if a judgment corresponds with the facts, it is the true; if not, it is false."
[Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak maka dapat dikatakan salah].
Teori korespondensi ini sering dianut oleh realisme/empirisme.
K. Rogers, adalah seorang orang penganut realisme kritis Amerika, yang berpendapat bahwa : keadaan benar ini terletak dalam kesesuaian antara "esensi atau arti yang kita berikan" dengan "esensi yang terdapat didalam obyeknya".
Realisme epistemologis berpandangan, bahwa terdapat realitas yang independence (tidak tergantung), yang terlepas dari pemikiran; dan kita tidak dapat mengubahnya bila kita mengalaminya atau memahami. Itulah sebabnya realisme epitemologis kadangkala disebut obyektivisme]. Dengan perkataan lain: realisme epistemologis atau obyektivisme
berpegang kepada kemandirian sebuah kenyataan tidak tergantung pada yang di luarnya.
Dalam perpustakaan Marxis dapat dibaca :
If our sensations, perception, notions, concepts and theories corresponds to objective reality, if reflect if faithfully, we say that they are true, while true statement, judgment or theories are called the truth.
[Jika sensasi kita, persepsi kita, pemahaman kita, konsep dan teori kita bersesuaian dengan realitas obyektif, dan jika itu semua mencerminkannya dengan cermat, maka kita katakan itu semua benar: pernyataan, putusan dan teori yang benar kita sebut kebenaran].
Materialisme dialektika memahamkan kebenaran sebagai pengetahuan tentang sesuatu obyek, yang mencerminkan obyek tersebut secara tepat, dengan perkataan lain, bersesuaian dengan obyek yang dimaksud.
misalnya pengertian ilmiah bahwa "tubuh terdiri dari atom-atom"' bahwa "Bumi lebih dahulu ada dari pada manusia", bahwa "rakyat adalah pembuat sejarah", dan lain sebagainya, adalah benar.
Berlawanan dengan idealisme, maka meterialisme dialektika mempertahankan bahwa kebenaran adalah obeyektif. Selama kebenaran mencerminkan dunia wujud secara obyektif, maka wujudnya itu tergantung pada kesadaran manusia. Kebenaran obyektif, tulis Lenin, adalah kandungan pengetahuan kita yang tidak tergantung, baik kepada manusia maupun kepada kemanusiaan. Kandungan kebenaran sepenuhnya ditentukan oleh proses abyektif yang tercerminkannya.
LENIN Menulis:
"From live contemplation to abstract thinking and from that to practice, such is the dialectical process of cognizing the truth, of cognizing objective reality.
[Dari renungan yang hidup menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ menuju praktek, demikianlah proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran, atas realitas obyektif].
Selajunya kaum marxist mengenal dua macam kebenaran, yaitu (a) kebenaran mutlak dan (b) kebenaran relatif]
"Absolute truth is objective truth in its entirety, an absolutely exact reflection of reality"
[Kebenaran mutlak ialah kebenaran yang selengkapnya obyektif, yaitu suatu pencerminan dari realitas secara pasti mutlak]
Kebenaran relatif adalah pengetahuan mengenai relaitas yang kesesuaianya tidak lengkap, tidak sempurna. Menurut Lenin, kebenaran relatif adalah pencerminan dari obyek yang relatif benar, yang terbatas dari manusia.
"Every truth is objective truth”
[setiap kebenaran adalah kebenaran yang obyektif].
kebenaran relatif adalah kebenaran yang tidak sempurna, tidak lengkap.
2. Teori Konsistensi
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri.
Dengan demikian, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih dahulu.
Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.
Suatu kepercayaan adalah benar, bukan karena bersesuaian dengan fakta, melainkan bersesuaian/selaras dengan pengetahuan yang kita miliki.
Jika kita menerima kepercayan-kepercayaan baru sebagai kebenaran-kebenaran, maka hal itu semata-mata atas dasar kepercayaan itu saling berhubungan [cohere] dengan pengetahuan yang kita miliki.
suatu putusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan yang terlebih dahulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan lainnya yang relevance.
Jadi menurut teori ini , putusan yangh satu dengan puitusan yang lainnya saling berhubungan dan saling menerangkan satu sama lainnya.
"The truth is systematic coherence
[Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik]
" Truth is consistency”
[kebenaran adalah konsistensi, selaras, kecocokan]
Selanjutnya teori konsistensi/koherensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang lebih dahulu kita akui/ terima/ ketahui kebenarannya.
Kedua:
Teori ini dapat juga dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah dikatahu kebenarannya.
3. Teori Pragmatisme
Teori ketiga adalah teori pragmatisme tentang kebenaran, the pragmatic [pramatist] theory of truth. Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani pragma, artinya yang dikerjakan, yang dapat dilaksanakan, dilakukan, tindakan atau perbuatan.
Falsafah ini dikembangan oleh seortang orang bernama William James di Amerika Serikat.
Menurut filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika mendatangkan manfaat.
Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, jiak membawa akibat yang memuaskan, dan jika berlaku dalam praktik, serta memiliki niali praktis, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.
Kebenaran terbukti oleh kegunannya, dan akibat-akibat praktisnya. Sehingga kebenaran dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berlaku.
Menurut William James “ ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan, jika kita umumkan berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa.
Menurut penganut praktis, sebuah kebenaran dimaknakan jika memiliki nilai kegunaan [utility] dapat dikerjakan [workability], akibat atau pengaruhnya yang memuaskan [satisfactory consequence].
Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil yang memuaskan “[satisfactory result], bila :
Sesuatu yang benar jika memuaskan keinginan dan tujuan manusia
Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan eksperimen
Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis untuk tetap ada.
KESIMPULAN :
Mengenai Teori Korespondensi tentang kebenaran dapat disimpulkan sebagai berikut :
Kita mengenal dua hal, yaitu : pertama pernyataan dan kedua keyataan. Menurut teori ini kebenartan ialah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu sendiri.
Rumusan teori korespondensi tentang kebenaran itu bermula dari ARIESTOTELES, dan disebut teori penggambaran yang definisinya berbunyi sebagai berikut :
“VERITAS EST ADAEQUATIO INTELCTUS ET RHEI”
[kebenaran adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan].
==============================================================
berikut arti benar dalam kosakata bahasa indonesia, atau sering disebutnya sebagai makna leksikal/makna kamus:
http://www.artikata.com/arti-321344-benar.html
-----------------------------------
arti benar
adjective
1. 1 sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: apa yg dikatakannya itu --; jawabannya -- semua; 2 tidak berat sebelah; adil: keputusan hakim hendaknya --; 3 lurus (hati): orang ini amat --; 4 dapat dipercaya (cocok dng keadaan yg sesungguhnya); tidak bohong: krn diancam akan dibunuh, ia memberikan kesaksian yg tidak --; 5 sah: keputusannya --; 6 sangat; sekali; sungguh: mahal -- buku ini;
be·nar-be·nar a sungguh-sungguh: nasihat gurunya - dipegangnya;
ber·be·nar Mk v berbenar-benar;
ber·be·nar-be·nar Mk v berkata (mengaku) terus terang; berunding dng sungguh-sungguh: biarpun anak itu masih muda, kita sudah dapat - dng dia;
mem·be·nar Mk v membenar-benar; berbenar-benar;
mem·be·nar-be·nar v 1 berkata atau mengatakan yg sesungguhnya (terus-terang): ia minta belas kasihan dan - serta mengakui kesalahannya; 2 meminta; memohon: meskipun telah berkali-kali ia -, tidak dikabulkan juga;
mem·be·nari Mk v membujuk; menasihati: orang tua itu tidak bosan-bosan - anaknya yg nakal;
mem·be·nar-be·nari v melakukan sesuatu dng sungguh-sungguh;
mem·be·nar·kan v 1 membuat supaya benar; meluruskan: ia mencoba - apa-apa yg telah telanjur bengkok; 2 membetulkan; memperbaiki: guru menyuruh murid - kesalahannya; 3 mengatakan benar: ia tidak menyangkal dan tidak pula - desas-desus itu; 4 mengiakan; mengakui (menyungguhkan): ketua mengangguk-angguk - pendapat para anggota; 5 menganggap benar (baik); menyetujui: Pemerintah tidak pernah - tindakan yg menyalahi undang-undang; 6 mengizinkan; meluluskan: pihak majikan akan - tuntutan kaum buruh yg masuk akal;
ter·be·nar 1 a paling benar; 2 v menjadikan lebih benar;
be·nar·an n cak yg sesungguhnya: ia berusaha menata sendiri dekorasi akuariumnya dng menggunakan tanaman air -;
pem·be·nar·an n proses, cara, perbuatan membenarkan;
mem·per·be·nar ark v 1 mengatakan dng sesungguhnya; 2 membenarkan;
ke·be·nar·an n 1 keadaan (hal dsb) yg cocok dng keadaan (hal) yg sesungguhnya: kita harus berani mempertahankan -; ia masih menyangsikan - berita itu; 2 sesuatu yg sungguh-sungguh (benar-benar) ada: kita harus menyakini - yg diajarkan oleh agama; 3 kelurusan hati; kejujuran: tidak seorang pun menyangsikan - hatinya; 4 kl izin; persetujuan; perkenan: dng - yg dipertuan, kami masuk istana; 5 Jk kebetulan: nah, - dia datang sekarang, kita dapat bertanya langsung kepadanya;
se·be·nar·nya adv sesungguhnya; sebetulnya
=====================================================================
Arti kata salah
4. Apa yang mau Anda Filter dari pesan Khutbah Ied?
Suatu petunjuk mestilah mengajak kebenaran ya memang benar dari Al-Quran dan hadist.
Yang ingin saya Filter adalah Pesan "jangan memperTuhankan Dunia" yang di antaranya adalah:
Pengetahuan, Ideologi, Uang, Seni dan sebagainya.
Yang saya permasalahkan adalah justru umat Islam jadi tambah terbelakang baik "Pengetahuan , Teknologi, dsb" yang dampaknya Islam jadi tertindas, bagaimana semboyan "al-islamu ya'lu wa la yu'la alaih" katanya Islam Itu Tinggi Tiada yang Lebih Tinggi Darinya.
Jadi jangan meremehkan "Dunia", ini ayat Alloh juga. Yang memperTuhankan Dunia menurut saya adalah orang-orang yang melampaui batas, keterlaluan, Orang Sholat tapi "lalai" dari sholatnya, bermegah-megahan, melanggar aturan dan mengesampingkan Akhirat.
Kita harus menghargai dunia ini sebagai "jalan" menuju Akhirat....
tinggal pilih jurusan Sorga atau ke Neraka.............
5. Apa yang perlu di utamakan dari konsep benar dan salah menurut Anda?
Salahkah kalau saya merokok?
Pertanyaan diatas bisa saja jawabanya ya (salah) atau tidak salah (benar). Jawaban benar mungkin saja karena dia sedang merokok.
Pertanyaan yang menggunakan tolokukur:
Apakah menyalahi kesehatan kalau saya merokok?
Jawaban secara ilmu kesehatan tentu saja ya, karena merokok mengganggu kesehatan.
Saya pernah berdebat tentang kebiasaan merokok, tetapi hampir semua perokok memberikan alasan sebagai upaya pembenaran kebiasaanya itu.
Alasan-alasan pembenaran:
1. Merokok terbukti merusak kesehatan secara langsung atau tidak langsung.
2. Merokok menimbulkan polusi dan dapat mengganggu orang lain.
3. Anak dan pelajar atau anak muda jadi ikut-ikutan, akan mengganggu kesehatan dan mental mereka.
4. Kegiatan ekonomi tidak hanya dari produksi dan jualan rokok, tidak tepat alasan tidak bisa hidup dari usaha rokok.
5. Merokok ada yang yang jelas-jelas melarang/mengharamkan. Karena meracuni secara pelan-pelan.
sekarang Anda di Pihak mana? yang pro/mendukung ataukah kontra/menentang?
Yang jelas ada pihak yang Pro dan ada pihak yang kontra:
Alasan yang Bebas saja merokok:
1. Urusi saja urusan lang lain yang lebih penting, nggak penting ngurusi orang lain merokok atau tidak.
2. GustiAlloh saja nggak melarang, pemerintah juga tidak melarang kok Anda berani-beraninya melarang!
Alasan yang menentang merokok, menjual dan produksi rokok:
Dan orang yang saya kasihi yaitu ayah saya juga seorang perokok, karena ceritanya pernah sebagai pedagang tembakau di waktu mudanya. Meski Beliau seorang perokok tapi melarang saya untuk tidak merokok, katanya tidak baik terhadap kesehatan. Di Akhir hayatnya benar juga beberapa kali mengalami gangguan kesehatan sampai sempat dilarang oleh dokter untuk berhenti merokok. Sempat saya melihat ayah saya menggantikan rokok dengan permen dan ternyata juga mampu untuk mengubah kebiasaannya sebagai seorang perokok. Namun ternyata yang memperingatkan justru penyakit dan nasehat Dokter itu sendiri.
Mari kita analisa/pikirkan :
be·nar-be·nar a sungguh-sungguh: nasihat gurunya - dipegangnya;
ber·be·nar Mk v berbenar-benar;
ber·be·nar-be·nar Mk v berkata (mengaku) terus terang; berunding dng sungguh-sungguh: biarpun anak itu masih muda, kita sudah dapat - dng dia;
mem·be·nar Mk v membenar-benar; berbenar-benar;
mem·be·nar-be·nar v 1 berkata atau mengatakan yg sesungguhnya (terus-terang): ia minta belas kasihan dan - serta mengakui kesalahannya; 2 meminta; memohon: meskipun telah berkali-kali ia -, tidak dikabulkan juga;
mem·be·nari Mk v membujuk; menasihati: orang tua itu tidak bosan-bosan - anaknya yg nakal;
mem·be·nar-be·nari v melakukan sesuatu dng sungguh-sungguh;
mem·be·nar·kan v 1 membuat supaya benar; meluruskan: ia mencoba - apa-apa yg telah telanjur bengkok; 2 membetulkan; memperbaiki: guru menyuruh murid - kesalahannya; 3 mengatakan benar: ia tidak menyangkal dan tidak pula - desas-desus itu; 4 mengiakan; mengakui (menyungguhkan): ketua mengangguk-angguk - pendapat para anggota; 5 menganggap benar (baik); menyetujui: Pemerintah tidak pernah - tindakan yg menyalahi undang-undang; 6 mengizinkan; meluluskan: pihak majikan akan - tuntutan kaum buruh yg masuk akal;
ter·be·nar 1 a paling benar; 2 v menjadikan lebih benar;
be·nar·an n cak yg sesungguhnya: ia berusaha menata sendiri dekorasi akuariumnya dng menggunakan tanaman air -;
pem·be·nar·an n proses, cara, perbuatan membenarkan;
mem·per·be·nar ark v 1 mengatakan dng sesungguhnya; 2 membenarkan;
ke·be·nar·an n 1 keadaan (hal dsb) yg cocok dng keadaan (hal) yg sesungguhnya: kita harus berani mempertahankan -; ia masih menyangsikan - berita itu; 2 sesuatu yg sungguh-sungguh (benar-benar) ada: kita harus menyakini - yg diajarkan oleh agama; 3 kelurusan hati; kejujuran: tidak seorang pun menyangsikan - hatinya; 4 kl izin; persetujuan; perkenan: dng - yg dipertuan, kami masuk istana; 5 Jk kebetulan: nah, - dia datang sekarang, kita dapat bertanya langsung kepadanya;
se·be·nar·nya adv sesungguhnya; sebetulnya
=====================================================================
Arti kata salah
adjective
2. 1 tidak benar; tidak betul: ia membetulkan hitungannya yg --; 2 keliru; khilaf: ia -- menafsirkan ayat itu; 3 menyimpang dr yg seharusnya: mereka -- jalan; 4 luput; tidak mengenai sasaran; gagal: dua kali tembakannya -- dan baru yg ketigalah ia berhasil; 5 cela; cacat: meskipun sudah tua, tidak ada -- nya jika engkau mau belajar lagi; 6 kekeliruan: bukan -- ku jika ia tidak menepati janjinya;
-- adat melanggar adat; menyimpang dr biasanya: hubungan yg terlalu bebas pastilah akan dianggap -- adat; -- agak persangkaannya tidak cocok dng keadaan yg sebenarnya; -- air salah didikan; sukar diajar; -- ambilan salah terima; salah paham; salah mengerti; -- anggapan pendapat yg keliru mengenai sesuatu; -- angkuh salah rupa; -- asuhan kurang baik didikannya; -- atur salah menata petunjuk, kaidah, atau ketentuan yg dibuat untuk mengatur; -- bantal sakit pd bagian tengkuk krn posisi bantal yg tidak baik (saat tidur); -- bebal kekhilafan (kekeliruan, kesalahan) krn kedunguan (kebodohan); -- benang 1 keliru menenun; 2 tidak enak badan; sakit; -- besar sangat khilaf; sangat keliru; -- buku Ek kesalahan tanpa sengaja tt pembukuan suatu transaksi, baik perkiraan debit maupun jumlahnya; -- cetak tidak betul mencetaknya; salah tulisan dl cetakannya; -- dorong terlanjur: ia menyesal krn -- dorong berbuat mesum; -- duga salah agak; -- gelogok bekerja dng kurang pikir (dng tergesa-gesa); -- hati kesal; mendongkol; jengkel; -- hitung Ek kesalahan penjumlahan, pengurangan, pengalian, atau penghitungan lainnya dl pembukuan; -- huruf Graf penamaan huruf yg berbeda dr gaya yg dipakai dl berita; -- jalan 1 tersesat; 2 ki menempuh jalan yg tidak seharusnya; -- kaprah kesalahan yg umum sekali sehingga orang tidak merasakan sbg kesalahan: pemakaian kata “kami” untuk pengganti kata “saya” sudah merupakan -- kaprah; -- kena pemakaian kata-kata yg tidak pd tempatnya; -- kira 1 salah mengerti; salah sangka; 2 gusar krn salah mengerti; -- kira-kira keliru menghitungnya; -- langkah 1 keliru melangkah: ia -- langkah sehingga terperosok ke dl parit; 2 ki sial; malang: ia merasa -- langkah krn segala usahanya tidak pernah mendatangkan untung; 3 tersesat: ia -- langkah sehingga terjerumus ke dl dunia kejahatan; -- lidah dng tidak sengaja salah mengatakan atau mengucapkan sesuatu; -- lihat 1 keliru melihat sesuatu; 2 melihat (memandang) dng maksud buruk; -- mata kurang awas; salah lihat; -- mengerti salah paham; -- paham salah dan keliru dl memahami pembicaraan, pernyataan, sikap orang lain (biasanya menimbulkan reaksi bagi yg bersangkutan); salah tangkap; -- pandang salah lihat; -- pengertian salah paham; -- periksa 1 keliru memeriksanya; 2 ki berbuat sesuatu yg kurang pantas; -- pilih salah dl memilih; -- raba keliru menduga (menuduh dsb); -- roman salah rupa; -- rupa tidak pantas dilihat orang; -- sangka salah mengerti; salah paham; -- satu satu di antara yg ada: -- satu kursi boleh diluluskan; -- semat salah paham; salah pengertian: pertentangan itu disebabkan oleh -- semat yg kecil saja; -- silih berbagai-bagai kekeliruan dan kesalahan; -- tampa keliru menafsirkan; salah mengerti; salah paham: akibat -- tampa kedua orang itu tidak mau saling menegur lagi; -- tanggap salah paham; -- tangkap salah mengerti; -- tanya kurang sopan dl bertanya; -- terima salah mengerti; salah paham: boleh jadi ketidaksenangannya itu krn -- terima; -- tingkah serba canggung (berbuat yg lain dr biasanya) dl bertingkah laku (krn gugup, bingung, dsb); -- tubruk keliru menangkap (menuduh dsb); -- urat terkilir; keseleo: kakinya sakit akibat -- urat; -- urus tidak cakap mengurus (menata, membenahi, membereskan); sesuatu; -- wesel cak 1 salah alamat: kiriman obat-obatan ini harus sampai di tangan rakyat yg memerlukan jangan sampai -- wesel; 2 salah paham (pengertian): krn -- wesel ia memberikan penafsiran yg berbeda dng apa yg kumaksudkan;
sa·lah-sa·lah p 1 jangan-jangan: - kita disangka pencuri krn memasuki pekarangan rumahnya tanpa minta izin lebih dahulu; 2 meskipun salah: kalau sedang senang, - dibenarkan juga;
ber·sa·lah v 1 berbuat keliru; melakukan kekeliruan (kesalahan); mempunyai kesalahan: ia dianggap - krn telah menggagalkan usaha pertemuan warga desa itu; 2 berbuat sesuatu yg melanggar peraturan (hukum dsb): hakim hanya akan menjatuhkan hukumannya kpd terdakwa yg terbukti -; 3 ada salahnya;
ber·sa·lah·an v 1 berbeda; berlainan: raut wajah gadis itu - dng raut wajah ibunya; 2 berselisih: ia - pendapat dng atasannya tt cara menyusun laporan keuangan; 3 bertentangan; tidak sesuai dng: sepak terjangnya - dng kepercayaan dan keyakinan yg dianutnya; 4 berbantah; bercekcok: dl banyak hal kedua orang itu sering -; 5 ki kurang sehat (badan); menyalah: badannya agak - sehari ini;
ber·sa·lah-sa·lah·an v bertentangan satu sama lain;
me·nya·lah v 1 menyimpang (arah); melanggar (aturan); menyeleweng; 2 bersalahan;
me·nya·lahi v 1 bertentangan dng; menyimpang dari; tidak menurut (aturan dsb): kebijakannya - peraturan yg berlaku; 2 menentang; mencela: kami tidak dapat - pendiriannya itu; 3 mengingkari; tidak menepati: sebaiknya kita jangan - janji yg telah kita ucapkan;
me·nya·lah·kan v 1 menyatakan (memandang, menganggap) salah: jangan - dia sebelum terbukti kesalahannya; 2 melemparkan kesalahan kpd; mempersalahkan; menyesali: kalau usahamu tidak berhasil, jangan - orang lain;
ter·sa·lah v 1 salah dng tidak sengaja; 2 terlupa (keliru dsb); 3 disalahkan; dituduh;
mem·per·sa·lah·kan v menimpakan kesalahan kpd; menganggap salah: penyuluh pertanian - petani atas kegagalan panen krn tidak menggunakan insektisida yg dianjurkan;
ke·sa·lah·an n perihal salah; kekeliruan; kealpaan: orang tua itu selalu teringat akan - yg telah diperbuatnya ketika masih remaja;
- ganda kesalahan dua kali waktu melakukan servis dl olahraga tenis
================================================================
Saya akan membuat daftar pertanyaan untuk dicari jawabannya :
1. Untuk apa Anda mencari definisi benar dan salah?
Langsung saya jawab : Untuk mencari kepastian, sesuatu kalau tidak pasti akan menjadikan kekacauan, kekacauan adalah kondisi umum yang tidak diinginkan.
2. Kenapa masih banyak orang melakukan kesalahan, bahkan disengaja?
Jawab : Itulah kenyataan, kenyataan memang salahsatu definisi benar adanya. Tapi saya yakin adanya benar dan salah pasti ada hikmahnya, ada rahasia dibalik itu. Dengan keyakinan, dengan keimanan akan memberikan manfaat. Justru dengan kesalahan dan dosa kadang manusia menyadari kelemahannya di hadapan Sang Khalik, dan mungkin juga orang yang merasa selalu benar akan mudah tergelincir kepada kesombongan yang tersembunyi. Jadi kita tidak boleh meremehkan begitu saja orang yang berbuat salah dan dosa, Dia-lah Yang Maha
Tahu, Maha Pengasih, Penyayang, Bijaksana, Pengampun dan Maha Pemberi Azab. Kitalah yang kadang sering bertingkah sebagai Tuhan, Sok tahu, tidak punya belas kasihan, Pembenci, dan Selalu merasa Benar.
3. Apa manfaat keimanan keyakinan benar dan salah?
Jawab : Saya mengutip dari sebuah buku Islam bahwa dengan keimanan akan memberikan ketenangan jiwa. Dicontohkan jika seseorang tidak meyakini hari akhirat sebagai hari Pembalasan akan banyak memberikan sesorang mengalami gangguan jiwa, karena kesuksesan diukur hanya secara duniawi. Mereka yang tidak beriman kepada Allah bahwa Dia-lah Yang Maha Kuasa, tingkah manusia akan sewenang-wenang, dan mudah menimbulkan kekacauan, pelecehan dan ketidak-adilan.
-- adat melanggar adat; menyimpang dr biasanya: hubungan yg terlalu bebas pastilah akan dianggap -- adat; -- agak persangkaannya tidak cocok dng keadaan yg sebenarnya; -- air salah didikan; sukar diajar; -- ambilan salah terima; salah paham; salah mengerti; -- anggapan pendapat yg keliru mengenai sesuatu; -- angkuh salah rupa; -- asuhan kurang baik didikannya; -- atur salah menata petunjuk, kaidah, atau ketentuan yg dibuat untuk mengatur; -- bantal sakit pd bagian tengkuk krn posisi bantal yg tidak baik (saat tidur); -- bebal kekhilafan (kekeliruan, kesalahan) krn kedunguan (kebodohan); -- benang 1 keliru menenun; 2 tidak enak badan; sakit; -- besar sangat khilaf; sangat keliru; -- buku Ek kesalahan tanpa sengaja tt pembukuan suatu transaksi, baik perkiraan debit maupun jumlahnya; -- cetak tidak betul mencetaknya; salah tulisan dl cetakannya; -- dorong terlanjur: ia menyesal krn -- dorong berbuat mesum; -- duga salah agak; -- gelogok bekerja dng kurang pikir (dng tergesa-gesa); -- hati kesal; mendongkol; jengkel; -- hitung Ek kesalahan penjumlahan, pengurangan, pengalian, atau penghitungan lainnya dl pembukuan; -- huruf Graf penamaan huruf yg berbeda dr gaya yg dipakai dl berita; -- jalan 1 tersesat; 2 ki menempuh jalan yg tidak seharusnya; -- kaprah kesalahan yg umum sekali sehingga orang tidak merasakan sbg kesalahan: pemakaian kata “kami” untuk pengganti kata “saya” sudah merupakan -- kaprah; -- kena pemakaian kata-kata yg tidak pd tempatnya; -- kira 1 salah mengerti; salah sangka; 2 gusar krn salah mengerti; -- kira-kira keliru menghitungnya; -- langkah 1 keliru melangkah: ia -- langkah sehingga terperosok ke dl parit; 2 ki sial; malang: ia merasa -- langkah krn segala usahanya tidak pernah mendatangkan untung; 3 tersesat: ia -- langkah sehingga terjerumus ke dl dunia kejahatan; -- lidah dng tidak sengaja salah mengatakan atau mengucapkan sesuatu; -- lihat 1 keliru melihat sesuatu; 2 melihat (memandang) dng maksud buruk; -- mata kurang awas; salah lihat; -- mengerti salah paham; -- paham salah dan keliru dl memahami pembicaraan, pernyataan, sikap orang lain (biasanya menimbulkan reaksi bagi yg bersangkutan); salah tangkap; -- pandang salah lihat; -- pengertian salah paham; -- periksa 1 keliru memeriksanya; 2 ki berbuat sesuatu yg kurang pantas; -- pilih salah dl memilih; -- raba keliru menduga (menuduh dsb); -- roman salah rupa; -- rupa tidak pantas dilihat orang; -- sangka salah mengerti; salah paham; -- satu satu di antara yg ada: -- satu kursi boleh diluluskan; -- semat salah paham; salah pengertian: pertentangan itu disebabkan oleh -- semat yg kecil saja; -- silih berbagai-bagai kekeliruan dan kesalahan; -- tampa keliru menafsirkan; salah mengerti; salah paham: akibat -- tampa kedua orang itu tidak mau saling menegur lagi; -- tanggap salah paham; -- tangkap salah mengerti; -- tanya kurang sopan dl bertanya; -- terima salah mengerti; salah paham: boleh jadi ketidaksenangannya itu krn -- terima; -- tingkah serba canggung (berbuat yg lain dr biasanya) dl bertingkah laku (krn gugup, bingung, dsb); -- tubruk keliru menangkap (menuduh dsb); -- urat terkilir; keseleo: kakinya sakit akibat -- urat; -- urus tidak cakap mengurus (menata, membenahi, membereskan); sesuatu; -- wesel cak 1 salah alamat: kiriman obat-obatan ini harus sampai di tangan rakyat yg memerlukan jangan sampai -- wesel; 2 salah paham (pengertian): krn -- wesel ia memberikan penafsiran yg berbeda dng apa yg kumaksudkan;
sa·lah-sa·lah p 1 jangan-jangan: - kita disangka pencuri krn memasuki pekarangan rumahnya tanpa minta izin lebih dahulu; 2 meskipun salah: kalau sedang senang, - dibenarkan juga;
ber·sa·lah v 1 berbuat keliru; melakukan kekeliruan (kesalahan); mempunyai kesalahan: ia dianggap - krn telah menggagalkan usaha pertemuan warga desa itu; 2 berbuat sesuatu yg melanggar peraturan (hukum dsb): hakim hanya akan menjatuhkan hukumannya kpd terdakwa yg terbukti -; 3 ada salahnya;
ber·sa·lah·an v 1 berbeda; berlainan: raut wajah gadis itu - dng raut wajah ibunya; 2 berselisih: ia - pendapat dng atasannya tt cara menyusun laporan keuangan; 3 bertentangan; tidak sesuai dng: sepak terjangnya - dng kepercayaan dan keyakinan yg dianutnya; 4 berbantah; bercekcok: dl banyak hal kedua orang itu sering -; 5 ki kurang sehat (badan); menyalah: badannya agak - sehari ini;
ber·sa·lah-sa·lah·an v bertentangan satu sama lain;
me·nya·lah v 1 menyimpang (arah); melanggar (aturan); menyeleweng; 2 bersalahan;
me·nya·lahi v 1 bertentangan dng; menyimpang dari; tidak menurut (aturan dsb): kebijakannya - peraturan yg berlaku; 2 menentang; mencela: kami tidak dapat - pendiriannya itu; 3 mengingkari; tidak menepati: sebaiknya kita jangan - janji yg telah kita ucapkan;
me·nya·lah·kan v 1 menyatakan (memandang, menganggap) salah: jangan - dia sebelum terbukti kesalahannya; 2 melemparkan kesalahan kpd; mempersalahkan; menyesali: kalau usahamu tidak berhasil, jangan - orang lain;
ter·sa·lah v 1 salah dng tidak sengaja; 2 terlupa (keliru dsb); 3 disalahkan; dituduh;
mem·per·sa·lah·kan v menimpakan kesalahan kpd; menganggap salah: penyuluh pertanian - petani atas kegagalan panen krn tidak menggunakan insektisida yg dianjurkan;
ke·sa·lah·an n perihal salah; kekeliruan; kealpaan: orang tua itu selalu teringat akan - yg telah diperbuatnya ketika masih remaja;
- ganda kesalahan dua kali waktu melakukan servis dl olahraga tenis
================================================================
Saya akan membuat daftar pertanyaan untuk dicari jawabannya :
1. Untuk apa Anda mencari definisi benar dan salah?
Langsung saya jawab : Untuk mencari kepastian, sesuatu kalau tidak pasti akan menjadikan kekacauan, kekacauan adalah kondisi umum yang tidak diinginkan.
2. Kenapa masih banyak orang melakukan kesalahan, bahkan disengaja?
Jawab : Itulah kenyataan, kenyataan memang salahsatu definisi benar adanya. Tapi saya yakin adanya benar dan salah pasti ada hikmahnya, ada rahasia dibalik itu. Dengan keyakinan, dengan keimanan akan memberikan manfaat. Justru dengan kesalahan dan dosa kadang manusia menyadari kelemahannya di hadapan Sang Khalik, dan mungkin juga orang yang merasa selalu benar akan mudah tergelincir kepada kesombongan yang tersembunyi. Jadi kita tidak boleh meremehkan begitu saja orang yang berbuat salah dan dosa, Dia-lah Yang Maha
Tahu, Maha Pengasih, Penyayang, Bijaksana, Pengampun dan Maha Pemberi Azab. Kitalah yang kadang sering bertingkah sebagai Tuhan, Sok tahu, tidak punya belas kasihan, Pembenci, dan Selalu merasa Benar.
3. Apa manfaat keimanan keyakinan benar dan salah?
Jawab : Saya mengutip dari sebuah buku Islam bahwa dengan keimanan akan memberikan ketenangan jiwa. Dicontohkan jika seseorang tidak meyakini hari akhirat sebagai hari Pembalasan akan banyak memberikan sesorang mengalami gangguan jiwa, karena kesuksesan diukur hanya secara duniawi. Mereka yang tidak beriman kepada Allah bahwa Dia-lah Yang Maha Kuasa, tingkah manusia akan sewenang-wenang, dan mudah menimbulkan kekacauan, pelecehan dan ketidak-adilan.
4. Apa yang mau Anda Filter dari pesan Khutbah Ied?
Suatu petunjuk mestilah mengajak kebenaran ya memang benar dari Al-Quran dan hadist.
Yang ingin saya Filter adalah Pesan "jangan memperTuhankan Dunia" yang di antaranya adalah:
Pengetahuan, Ideologi, Uang, Seni dan sebagainya.
Yang saya permasalahkan adalah justru umat Islam jadi tambah terbelakang baik "Pengetahuan , Teknologi, dsb" yang dampaknya Islam jadi tertindas, bagaimana semboyan "al-islamu ya'lu wa la yu'la alaih" katanya Islam Itu Tinggi Tiada yang Lebih Tinggi Darinya.
Jadi jangan meremehkan "Dunia", ini ayat Alloh juga. Yang memperTuhankan Dunia menurut saya adalah orang-orang yang melampaui batas, keterlaluan, Orang Sholat tapi "lalai" dari sholatnya, bermegah-megahan, melanggar aturan dan mengesampingkan Akhirat.
Dan bukannya mencampur-adukkan antara yang benar dengan yang salah, "
wa-laa talbisuul-Haqq-a bi-l-baaTil-i wa-taktum-uu l-Haqq-a wa-'antum ta'lam-uuna"QS:2;42
wa-laa talbisuul-Haqq-a bi-l-baaTil-i wa-taktum-uu l-Haqq-a wa-'antum ta'lam-uuna"QS:2;42
Kita harus menghargai dunia ini sebagai "jalan" menuju Akhirat....
tinggal pilih jurusan Sorga atau ke Neraka.............
5. Apa yang perlu di utamakan dari konsep benar dan salah menurut Anda?
- Al-Quran dan As-Sunnah
- Benar dan salah adalah suatu yang sudah di tetapkan maka kita harus memahami kosekuensinya/akibatnya.
- harus punya tolokukur bahwa sesuatu itu benar ataukah salah
Salahkah kalau saya merokok?
Pertanyaan diatas bisa saja jawabanya ya (salah) atau tidak salah (benar). Jawaban benar mungkin saja karena dia sedang merokok.
Pertanyaan yang menggunakan tolokukur:
Apakah menyalahi kesehatan kalau saya merokok?
Jawaban secara ilmu kesehatan tentu saja ya, karena merokok mengganggu kesehatan.
Saya pernah berdebat tentang kebiasaan merokok, tetapi hampir semua perokok memberikan alasan sebagai upaya pembenaran kebiasaanya itu.
Alasan-alasan pembenaran:
- Saya yang perokok ini alhamdulillah jadi jarang sakit, kalau tidak merokok malahan gampang sakit. (maksudnya bahwa merokok tidak berpengaruh pada kesehatan)
- Yang merokok saja miskin, yang tidak merokok juga tidak cepat kaya. (alasan bahwa merokok tidak berpengaruh sekali pada keuangan).
- Yang tidak merokok itu lho aneh, cepat mati, dan itu kakek perokok nggak mati-mati. (maksudnya merokok tidak berpengaruh pada kematian)
- Pajak rokok lumayan besar bagi negara, kalau di hentikan gantinya dari mana? Ganti Ganja sekalian apa? (alasan agak ekstrim malah ganti ganja)
- Banyak kegiatan dan ekonomi yang dibantu dari hasil rokok lho, kalau dihapus nanti kelanjutannya dan gantinya darimana? (alaasan bantuan sosial)
1. Merokok terbukti merusak kesehatan secara langsung atau tidak langsung.
2. Merokok menimbulkan polusi dan dapat mengganggu orang lain.
3. Anak dan pelajar atau anak muda jadi ikut-ikutan, akan mengganggu kesehatan dan mental mereka.
4. Kegiatan ekonomi tidak hanya dari produksi dan jualan rokok, tidak tepat alasan tidak bisa hidup dari usaha rokok.
5. Merokok ada yang yang jelas-jelas melarang/mengharamkan. Karena meracuni secara pelan-pelan.
sekarang Anda di Pihak mana? yang pro/mendukung ataukah kontra/menentang?
Yang jelas ada pihak yang Pro dan ada pihak yang kontra:
Alasan yang Bebas saja merokok:
1. Urusi saja urusan lang lain yang lebih penting, nggak penting ngurusi orang lain merokok atau tidak.
2. GustiAlloh saja nggak melarang, pemerintah juga tidak melarang kok Anda berani-beraninya melarang!
Alasan yang menentang merokok, menjual dan produksi rokok:
- Merokok, jual-beli dan produksi rokok adalah untuk konsumsi manusia yang jelas dampaknya meracuni tubuh. Apakah dampak racun bagi tubuh bukan masalah penting. Kesehatan disepelekan, diabaikan. Gunakan nalar sehat Anda ?
- Alloh melarang menganiaya diri, keluarga dan orang lain (dengan racun rokok tentunya). Pemerintah juga memberi peringatan keras bahwa merokok sama saja meracuni. Apakah Anda tidak pernah membaca peringatan itu? otomatis peringatan bahaya adalah suatu yang harus ditinggalkan/larangan!
Dan orang yang saya kasihi yaitu ayah saya juga seorang perokok, karena ceritanya pernah sebagai pedagang tembakau di waktu mudanya. Meski Beliau seorang perokok tapi melarang saya untuk tidak merokok, katanya tidak baik terhadap kesehatan. Di Akhir hayatnya benar juga beberapa kali mengalami gangguan kesehatan sampai sempat dilarang oleh dokter untuk berhenti merokok. Sempat saya melihat ayah saya menggantikan rokok dengan permen dan ternyata juga mampu untuk mengubah kebiasaannya sebagai seorang perokok. Namun ternyata yang memperingatkan justru penyakit dan nasehat Dokter itu sendiri.
Mari kita analisa/pikirkan :
sesuatu bisa benar menurut pendapatnya sendiri, karena keyakinannya sebatas itulah.
namun kebanyakan alasan manusia belum tentu benar menurut sudut pandang ilmu tertentu, contoh di atas adalah ilmu kesehatan dan agama.
Di suatu tempat saya melihat dan mendukung sekali ada sebuah banner/spanduk yang mengatakan bahwa rokok adalah termasuk Psikotropika ataupun Narkoba. Entah bunyi teknya saya lupa,
Sehingga membawa pengaruh positif mereka yang masih merokok ketakutan merokok di tempat umum.
Di Stasiun Kereta Api ada yang saya lihat juga ada larangan merokok.
Kesadaran bahwa rokok adalah Psikotropika & Narkoba diharapkan bisa memberi batasan terhadap pecandu rokok yang masih nekat merokok di tempat-tempat umum.
=========================================================
ada yang punya gagasan rokok 99% diekspor ke $ Amrik saja kan lebih gedhe mata uangnya, kalau memang keuntungan uang yang dicari!
Saya tidak menyalahkan mereka yang merasa salah apalagi merasa benar, karena sayapun pernah melakukannya.....hua ha...ha. ...ha...
Tapi karena berbagai kenyataan pahit apakah tidak dijadikan sebagai peringatan ataupun pelajaran?
Kalau Pemerintah tegas melarang rokok tentunya dengan ketegasan untuk menarik peredaran rokok dari pasaran, sebagaimana merazia formalin pada makanan, ektasi/pil koplo, miras, petasan dan barang berbahaya lainnya.
================================================================
6. Apa yang perlu kita sikapi karena seringkali kita berbuat salah?
~ Kita mestinya sadar kenapa kita salah, karena kadang seseorang baru tahu atau sadar setelah melakukan kesalahan. Jadi salah terjadi dengan sendirinya karena suatu proses pembelajaran. Contoh :
Kita lihat anak kecil yang baru belajar jalan, dia bisa jalan karena belajar dari banyaknya kegagalan ataupun kesalahan.
namun kebanyakan alasan manusia belum tentu benar menurut sudut pandang ilmu tertentu, contoh di atas adalah ilmu kesehatan dan agama.
Di suatu tempat saya melihat dan mendukung sekali ada sebuah banner/spanduk yang mengatakan bahwa rokok adalah termasuk Psikotropika ataupun Narkoba. Entah bunyi teknya saya lupa,
Sehingga membawa pengaruh positif mereka yang masih merokok ketakutan merokok di tempat umum.
Di Stasiun Kereta Api ada yang saya lihat juga ada larangan merokok.
Kesadaran bahwa rokok adalah Psikotropika & Narkoba diharapkan bisa memberi batasan terhadap pecandu rokok yang masih nekat merokok di tempat-tempat umum.
=========================================================
ada yang punya gagasan rokok 99% diekspor ke $ Amrik saja kan lebih gedhe mata uangnya, kalau memang keuntungan uang yang dicari!
Saya tidak menyalahkan mereka yang merasa salah apalagi merasa benar, karena sayapun pernah melakukannya.....hua ha...ha. ...ha...
Tapi karena berbagai kenyataan pahit apakah tidak dijadikan sebagai peringatan ataupun pelajaran?
Kalau Pemerintah tegas melarang rokok tentunya dengan ketegasan untuk menarik peredaran rokok dari pasaran, sebagaimana merazia formalin pada makanan, ektasi/pil koplo, miras, petasan dan barang berbahaya lainnya.
================================================================
6. Apa yang perlu kita sikapi karena seringkali kita berbuat salah?
~ Kita mestinya sadar kenapa kita salah, karena kadang seseorang baru tahu atau sadar setelah melakukan kesalahan. Jadi salah terjadi dengan sendirinya karena suatu proses pembelajaran. Contoh :
Kita lihat anak kecil yang baru belajar jalan, dia bisa jalan karena belajar dari banyaknya kegagalan ataupun kesalahan.
0 comments:
Post a Comment