Kata-kata:

"Sejelek-jeleknya tulisan/catatan/postingan, adalah sebaik-baiknya ingatan. "(anonim).

Saturday, February 12, 2011

Cita-cita "Bawor"

Menuju Kemerdekaan Finansial dan Waktu

Kemanapun arah bicara ataupun masalah seringkali ujung-ujungnya judulnya "dhuit" atau Kondisi Finansial, lalu juga tentang masalah waktu dan tenaga.

Sudah punya waktu untuk jalan-jalan Ehh...Si Bawor matanya yang selalu jelalatan, melihat spektrum warna berbagai kenampakan benda-benda yang menurutnya cocok baginya. Dasar Bawor...... hobbynya diantaranya adalah jalan-jalan, dan terutama adalah shopping/belanja. Kata Bawor "al-fulus yuhyinnufuus", artinya uang menghidupkan keinginan, lha wong tak punya uang saja keinginannya tinggi...apalagi punya uang.

Sebuah pelajaran yang sangat berharga dari banyaknya kegagalan, ketika belajar mau jalan berkali-kali jatuh. Berkali-kali rugi usaha, dihina, dibenci, dikucilkan, ditipu, diancam dan berbagai penderitaan lainnya.

Baworpun mendatangi berbagai ahli, saudara, kawan dan dewa kahyangan untuk mencari dukungan dan solidaritas.

................................... mau kkeerrjja dulu, (yah kerjja...... mmasihh demi uanng)


===========================================================

Cita-cita Bawor kali ini adalah pengen segera dapat "sorga", karena sudah dapat angin sorganya. Kenapa berkali-kali dapat Neraka teruuus..... pikir Bawor.

Bawor datang ke Padepokan temannya yang katanya terkenal sakti karena bisa membantu menyembuhkan berbagai problematika hidup. Katanya banyak orang yang dibantu cepat sukses, ada pejabat, pengusaha dan pasien sakit-sakitan lain yang berhasil dibantunya.

Bawor, jelek-jelek begini pernah mengkaji ilmu konseling lintas budaya, tapi baru kali-kali ini menjelajah beberapa budaya. Ketika bawor ketemu dengan teman komunitas pengusaha, Kata-kata pertama yang sering didengar adalah "sudah punya usaha apalagi, Mas?". Satu usaha saja korat-karit, nggak becus batin Bawor.
Ketika Bawor berada diantara teman Tradernya, yang sering didengarnya, "Wah, kamu pasti profit banyak hari ini...kelihatan bugar!" atau sebaliknya. Ketika di tempat kerjanya sebagai karyawan, yang sering didengar yang kaitannya dengan finansial, "Sudah naik/dapat belum gajinya?" atau "kapan tanggal mudanya?", tapi sebelum tanggal gajian uang sudah habis.

Bawor mencoba seperti apa yang dialami gurunya dulu yang pernah meneliti kesaktian Seseorang yang bisa mengembalikan barang hilang, Sang Guru menjelaskan dari kesimpulan sementaranya, ternyata praktek orang sakti itu juga menggunakan beberapa pendekatan ilmiah.

Bawor ingat temannya yang pernah ngisi pengajian menyampaikan cerita beberapa falsafah hidup 3 ras. Ceritanya asal-usulnya dulu ada 3 orang Jawa, Cinna, dan Orang Padang. Ditanyalah ketiga orang ini, Pertama; "Hai,... kamu orang Jawa yah?, apa yang akan kamu cari datang ke dunia ini?" jawab orang Jawa, "saya mau cari kerja". Singkatnya pertanyaan yang sama juga untuk kedua orang berikutnya, jawaban untuk orang Cinna adalah "Cari Uang" dan jawaban orang Padang adalah "saya bisa Dagang". Entah kenapa di tanah Jawa ini terkenal orang Jawa pinter kerja, orang Cina pinter cari "duit" dan orang padang yang "Pandai Dagang".


Di padepokanpun kemudian terjadilah interaksi antara klien dan konselornnya, pasien Bawor-Klowor dengan Kyai Dhugdenk katanya.
Bawor:"Kyai, saya ingin usaha saya berubah jadi untung teruuuus, bagaimana carannya?"
Kyai :"Allohlah tempat meminta, petunjuk dan pertolongan. Alloh yang menjadikan keadaan bergantian, kepada siapa lagi? Besok masih Ghaib, ya kita minta kepada Yang Maha Ghaib. Anda mungkin belum pakai Istikaroh, hanya pakai nalar saja."

Sang Kyaipun menceritakan pengalamannya jungkir-balik dengan problematika ekonomi kehidupannya dari buka usaha pabrik bangrut berkali-kali, diremehkan orang-orang dan yang lainnnya. Beliau masih seusia dengan Bawor, tapi fasih dan hapal kata-kata yang bisa memberi sugesti/pengaruh bagi pasiennya, beberapa kali Dia mengupas beberapa ayat dan hadits yang berkaitan dengan masalah kehidupan. Eh....kebetulan Bawor juga sudah menghapal apa yang disampaikan oleh Sang Kyai. Pernah dulunya sebelum jadi/ mendapat sebutan Kyai, mengalami goncangan gempa masalah, kemudian istikharoh dan mendapatkan mimpi, berupa pertanyaan, "apakah kamu yang mencari uang, ataukah uang yang akan mencarimu?, kalau ingin uang yang akan mencarimu maka urus masjid dan anak-anak itu!!"

Bawor mikir, pernah berdo'a "Tolong Tuhaaan.....jangan saya di beri mimpi apapun", Eh.....terkabul sampai sekarang tak pernah mimpi, dan mungkin kalau mimpi lalu cepet langsung hilang, tidak bisa diingat..

Baworpun kemudian didata ktpnya, nama ibu dan bapaknya, nama pangilannya. Lalu Dia otak-atik pakai kalkulator, dan akhirnya dia sampaikan bahwa Bawor keinginannya kuat namun hanya pakai perhitungan nalar saja, meski dengan musyawarah.

"Lho,....Kyai saya diberi nalar kan untuk dipakai" kata Bawor.
Jawab Kyai, "Iya....tapi ada tapinya....nalar seringkali jadi korban nafsu atau keinginan kuat, yang kadang tidak seimbang yang justru akibatnya malah kejatuhan."

Ada 3 macam orang dalam mendapaatkan rezekinnya:
1. Mujariddin, 2. Muukhtasibin dan 3. dengan cara keduanya.
Orang yang Mujaridin, tidak perlu kerja tapi rejeki uang datang sendiri. (Baworpun berpikir, ini pasti orang yang di kuadran kanan niiih... Bissnis Owner/Pemilik Usaha dan Investor, nggak kerja tapi dapat uang)

2. Orang yang Mukhhtasibin, orang yang dapat rezeki atau uang harus kerja dulu. (Baworpun mikir, waah...bener juga, pasti ini orang yang ada di kuadran kiri, self employee dan para profesional, kerja untuk dapat uang)

Sang Kyaipun lalu pesan, "yang baik itu yang ketiga, bisa jadi Mujariddin dan tetep jadi Mukhtasibin, (Baworpun merenung, bisa nggak yah, wah bisa donk, tapi kalau sudah bisa jadi Mujariddin, biasanya jadi males kerja. Lha wong bisa nggaji orang nganggur kok disuruh kerja)

=========================================================
Bawor : "Kyai....saya sudah jatuh, mestinya kan saya harus bangkit lagi kan...?"
Kyai : "Iya.....tapi jangan jatuh-jatuh lagi...Kalau mau sakit itu cepat dan mudah, tapi.....untuk sembuhnya itu biasanya butuh waktu lama dan tidak mudah, apalagi luka berat!"

Kata Sang Kyai dia sendiri masih mau kerja apa saja yang penting halal, meski dapat hasil dari yang tidak harus kerja keras, tapi uang datang sendiri. Dia masih mau nyopir ngantar pasien, ya tentunya dapat uang bensin dan nyopirnya dan kerja-kerja lain seperti jual beli mobil dan sebagainya.

Bawor jadi ingat dengan teks yang pernah ditempel di kamarya yang berbunyi "Ingin bahagia hari Ini?,.....selesaikan pekerjaan dan nikmatilah hasilnya!". "Kerjalah sekedarnya, dan janganlah diperbudak pekerjaan, sehingga tak pernah punya waktu untuk yang utama lain!"

Bawor dapat laporan juga dari istri Seorang OemarBakri Profesional yang sibuk ngajar dari pagi sampai siang, sorenya masih sibuk kerja yang lain, demi nafkah yang masih kurang, sang anaknya sendiri sampai protes kapan waktu untuknya. Apa yang salah, siapa yang salah, dan mengapa ini semua mesti terjadi. Ohh...dasar "menungsa, menus-menus kakehan dosa" ada benarnya juga, sifat serakah, tamak sehingga pengin cepet kaya. Takut rugi, takut miskin sehingga takut open posisi...eh usaha maksudna. Dosa-dosa ittulahh yang justru menganiaya dirinya sendiri, karena sifatnya sendiri, karena lakunya sendiri.

Kebetulan saat itu sedang tidak ada pasien lain, padahal seringkali pasien berjubel.


0 comments: