Kata-kata:

"Sejelek-jeleknya tulisan/catatan/postingan, adalah sebaik-baiknya ingatan. "(anonim).

Sunday, January 30, 2011

Perjuangan antara Harapan dan Kenyataan

Kisah yang mengambil nama beberapa tokoh wayang dan tokoh fiktif lain :

Bawor: entah mengapa aku pilih Bawor, kesanku pada Bawor adalah orang "nganeh-nganehi", ada-ada saja yang Dia pikir dan lakukan. Pawongan Bawor disini adalah orang yang selalu mencari, menemukan hal-hal yang semestinya untuk derajat "kamanungsan". Perjuangannya dari semasa kecil untuk bisa bertahan hidup, dan terus untuk bisa memaknai hidup bagi dirinya agar bisa berharap memberi makna bagi kehidupan yang lain.

Cita-cita jadi Insinyur:
Entah asal muasalnya bagaimana? ketika kecil Bawor mempunyai keinginan untuk menjadi seorang Insinyur, mungkin dari kecil suka ngoprek barang-barang mainan bahkan barang berharga banyak yang jadi rusak, dirusak oleh Si Bawor kecil yang sok ingin tahu. Pernah suatu ketika Si Bawor kecil membuka jam tangan otomatis, penasaran kok bisa-bisanya hidup kaya makhluk hidup, tapi apa yang terjadi, bisa bongkar dan tak bisa masang kembali.

Sewaktu usia 8 tahun Bawor sering bersahabat dengan "Tawon Laler" pernah tawon-tawon itu menempel di badannya sampai menjadi bentuk di janggut, jenggot tawon. Tidak hanya ternak tawon, berbagai hewan kecil juga dicoba-coba; ada ulat pakan burung, jangkrik, ikan dan masih banyak lagi.


Hidup Nomaden:
O...ya. Bawor sewaktu kecil pernah diganti namanya, katanya sering sakit-sakitan. Karena sakit-sakitan pula dari kecil hidup kesana kemari. Ikut nenek sebagai seorang pedagang sayur dan buah, sering numpang Truk Tangki BBM dari Kota Kbm ke Clacap. Berkali-kali Si Bawor Kecil hilang di antara 2 pasar, tapi untung selalu ditemukan.

Bawor kecilpun ikut "Bulik" karena belum punya anak dan juga karirnya di Perawat kesehatan dari umur 2 th s.d 9 th,, 1 th ikut orang tua kandung...eh kembali lagi gara-gara gurunya menyuruh agar Bawor sekolah di Kota saja. Tamat SD pun melanjutkan di SMP lalu di SMA yang serba ada istilah Favorit saat itu.

Saat SMA naik kelas 2 Bawor "Minggatt" tidak mau sekolah, saat itu idealisme/harapan tentang life-skill bagi Bawor menurutnya sangat penting, sampai-sampai Bawor di beri uang untuk mendaftar ke STM sendiri. Tapi percuma bagi Bawor, saat itu Bawor benar-benar merasa Frustasi yang sangat luar biasa. Bawor saat itu sekolah SMA dan di luar sekolah mengikuti kursus komputer, masih jamannya disket, OS DOS dan belum ada mouse. Yah...nekat minggat gara-gara minta dibelikan pc, yang saat itu harganya 3 jt.....(opo ora edaaan!). Kenapa saat itu Bawor minta PC, alasannya adalah temannya yang SMP sudah mahir komputer bahkan sudah bisa otak-atik pemrograman Bahasa Basic membuat program Ramalan, tapi ya anak orang kaya.

Dalam kondisi seperti itu mungkin Bawor dianggap sedang tidak "nggenah", dibawa ke pesantren oleh kakaknya, disuruh nyantri meskipun nyantri secara pasif karena terus menyelesaikan sekolahnya. Kondisi berbalik 180 derajat, 2 tahun makan tak teratur, transport pakai sepeda otheel, 2 km harus melalui jalan belepotan, tak pernah pegang uang sepeserpun. Sampai pernah menyatakan keluar saja dari sekolah dengan menghadap langsung ke KS nya, rasanya tidak kuat karena baru saja hanyut keseret banjir di sungai, pakaian basah kuyup. Sang KS pun memberi wejangan kepada Si Bawor, "Wor, perjuangan butuh pengorbanan, sekarang kamu saya ijinkan pulang untuk menenangkan pikiran", begitu kata-kata yang selalu terngiang di telinga Bawor. Dan Si Bawor merasa heran, tidak terasa SMA nya bisa tamat meski sering diganggu oleh anak-anak yang "mbadhung".

Tak ada pikiran bagi Bawor untuk bisa kuliah, darimana bisa membiayai. Saat itu Bulik nya menawarkan asal bisa diterima di kesehatan akan dibiayai tapi kalau yang lainnya tidak. Dan di saat yang bersamaan kakak Bawor juga didukung saudara dari ayah untuk menjadi OemarBakri alias guru. Bagi Bawor saat itu adalah keinginannya kursus kilat dan belajar yang cepat tidak makan waktu dan kalau bisa tanpa banyak biaya, kalau perlu dibiayai, karena Bawor pikir seharusnya saat itu harusnya sudah bisa berkarya.

Bawor saat itu diajak untuk menemani kakaknya untuk mendaftar kuliah untuk bisa jadi OemarBakri katanya. Tidak tahunya Bawor juga ikut didaftarkan, Baworpun bertanya kenapa didaftarkan, jawabnya juga logis untuk latihan dan menemani saat ujian nanti biar bisa ngajari katanya. Bawor mengingatkan kakaknya untuk membeli contoh soal-soal ujian, benar juga contoh soal ujian semua dibeli, tapi anehnya malah Si Bawor yang disuruh untuk mempelajarinnya

Bawor selanjutnya didaftarkan di UMPTN lain, karena tak ada rencana akhirnya juga binggung ketika pilih jurusan, karena orangtuannya tani akhirnya pillih pertanian. Sempat Bawor tanya, ada peserta lain orang rambutnya kriwil yang kayanya orang dari Indo bagian timur nih....Bawor tanya "Ambil jurusan apa Mas?". "Teknik Nuklir!", jawab Si Kriwil. Wah....hebaaat ! batin Si Bawor. Selanjutnya Bawor di daftarkan di D3 Kesehatan, tapi karena kurang persiapan, tes/ujian di Kesehatan dan di Pertanian belum bisa lolos. Dan sang Kakak belum juga lolos tapi Si Bawor malah bisa lolos di PTN . Dan Bawor masih ingat ketika dites wawancara sempat ditanya, "Wor, kok Anda ingin jadi Guru, biasanya orang kan ingin jadi Dokter atau yang lain, jarang orang ingin jadi Guru?" . Baworpun jawab sekenanya, karena sebenarnya juga tak ada sama sekali ingin jadi OemarBakri, cuma karena penasaran wong sudah ujian kok tak bisa lolos, jawab Bawor " Lho Pak, saya ini belum diterima kok ingin jadi Guru. Nanti kalau saya diterima baru saya ingin jadi Guru!". "Bagus! jawab Si Pewawancara.




0 comments: