Kata-kata:

"Sejelek-jeleknya tulisan/catatan/postingan, adalah sebaik-baiknya ingatan. "(anonim).

Tuesday, April 26, 2011

Troubleshooting Brainware

Ide ataupun hobby ngotak-atik hardware dan software ternyata tidak terlepas dari masalah Brainware-nya. Kondisi Brainware yang belum terupdate/chargered lalu.... nggak biasa dipakai , ataupun disfungsi program yang tertanam juga sering menjadi penyebab Trouble/mas-alah dalam mengolah sumber daya yang ada.

Whadooow....pikiran lagi kecapean....buat mikkir jadi sulit, nyusun kata jadi kalimat saja jadi tidak 'nggenah', habis ngurusi PC yang error semalam sampai tak bisa tidur...Hardisk berisi data penting kok jadi tak kedeteck. Eh...pengaruhnya juga tak sedikit di sehari-hari, jadi sering pelupa.
=========================================================


Ufgh....surfing dulu siapa tahu bisa jadi obat.....

http://pengembarajiwa.wordpress.com/2008/09/04/tasawuf-dan-bidah/

(Karena….MAN LAM YAZUK LAM YARIF….).

Berbicara tentang Tasawuf sebagian orang menilai, ah…! itu ajaran sesat, itu ajaran khurafat, itu ajaran menyimpang, itu ajaran kesaktian, itu ajaran yang diada-adakan (bid’ah) dll yang menjurus kepada ajaran yang diluar dari ajaran Islam.

Sebagian lagi mengatakan Tasawuf itu ajaran yang mengajarkan tentang kesucian hati, tentang pembersih diri, tentang ikhlas, sabar, syukur dll.

Dimana-mana tidak hanya di Indonesia tetapi seluruh Dunia memandang Tasawuf itu dengan pandangan yang berbeda, satu mengatakan Negatif dan yang satu lagi mengatakan Positif.

Lalu bagaimana sih sebenarnya Tasawuf itu dan apa sih yang diajarkan dalam tasawuf itu..?

Sebenarnya Tasawuf itu sudah ada pada zaman Rosulullah Saw, bahkan Beliau sendiri yang mengajarkan kepada para Sahabat tentang Tasawuf. Tetapi pada waktu itu belum bernama “Tasawuf” melainkan “Ma’rifah/Ma’rifat (Mengenal)”. Sebagian yang disampaikan oleh Rosulullah yang berhubungan dengan Ma’rifat diantaranya :

Beliau pernah mengatakan : “Aroftu Robbii bi Robbii (Aku kenal akan Tuhanku dengan Tuhanku)”, Muutu Qobla Anta Muutu (Matikan diri kamu sebelum kamu Mati).

Dan Allah Swt juga mengatakan dalam Firmannya :

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS, Al’raaf : 179)


Jelas sekali bahwa Ma’rifat/Mengenal itu wajib bagi tiap-tiap diri, bagaimana seseorang itu menuju kepada Allah jika ia tidak mengetahui atau kenal akan Allah melalui sifat-sifat dan tanda-tanda adanya Allah. Tentu siapa yang tidak mengenal akan Allah melalui tanda-tanda yang telah nyata dicipta Allah maka tatkala beribadah, ibadah itu hampa. Karena Batinnya kering dan Buta dari pada memandang Allah yang dikatakan oleh Nabi dengan Kata-kata “Ma’rifat/Mengenal.

Kata-kata Tasawuf sendiri dikenal sejak zaman para Wali. Diantaranya Imam Al-Junaid, Ma’ruf Al-Karkhi, Hasan Al-Basri, Robiatul Adawiyah dll. Mereka (para Wali) lah yang mengatakan ajaran Ma’rifat itu dengan sebutan Tasawuf.

Lantas dimanakah letaknya Bid’ah itu dalam tasawuf..?

Bid’ah itu menurut Ahlul Ma’rifat/Ahli Tasawuf adalah mereka yang mengada-ngadakan sesuatu sedangkan ia tidak mengetahui Rahasia/Hikmah Ilmu pada apa yang dikerjakannya. (mengerjakan sesuatu hanya ikut-ikutan tetapi tidak merasakan hasil/Nikmat dari apa yang dikerjakannya). Jika demikian, sesuatu yang dikerjakan tapi tidak memperolah manis lezatnya dari apa yang diperbuat maka Hampa lah yang didapatnya.

Jika Demikian Tasawuf itu bukanlah sesuatu yang bid’ah karena mereka yang berada di dalam tasawuf itu merasakan manis dan lezatnya Amal Ibadah yang dilakukan, disebabkan ia mengerti akan rahasia Ilmu yang terkandung didalam Amal Ibadah.

Mereka yang tidak mengerti akan rahasia Ilmu yang terkandung di dalam Amal Ibadah, merekalah yang disebut pada Ayat tadi dengan sebutan “Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. disebabkan hatinya buta dari melihat dan merasakan kehadiran Allah.

Lalu siapakah yang BID’AH……….? Bid’ah itu SESAT…! Siapakah yang sesat jalan itu…… Tentu yang tidak tahu jalan…!!!!!!!

========================================================

Agar seseorang itu bisa berma’rifat/mengenal kepada Allah yaitu :

Awalnya Haruslah mengenal akan diri yang sebenar-benarnya diri. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah Hadits : “Man ‘Arofa Nafsahu faqod ‘Arofa Robbahu” (Barang siapa mengenal akan diri nya yang sebenar-benarnya diri niscaya kenal lah ia akan Allah)

Jalan mengenal Diri itu ada beberapa jalan : diantaranya dengan Jalan Ikhlas, Sabar, Tawakkal dan Ridho. akan tetapi jalan ini sangat sulit ditempuh jika kita tidak tahu ilmunya.

Jalan yang lain yaitu melalui Zikir-zikir dan Wirid-wirid yang biasa di lalui oleh sebagian Tarikat. Akan tetapi jalan ini pun belum bisa dikatakan benar-benar mengenal akan Allah karena masih belum merasakan kepuasan dari jalan yang sudah ditempuhnya melalui zikir2 dan wirid2 itu tadi. Semakin banyak berzikir yang dirasakan semakin haus (rindu) untuk berjumpa Allah. Semakin giat lagi dan semakin banyak lagi berzikir semakin haus (rindu) untuk bertemu dan berjumpa dengan Allah. Mereka2 yang selalu merasakan haus (Rindu) berarti belumlah bertemu. Orang yang sudah bertemu PASTI akan hilang kerinduan tadi dan akan terganti dengan rasa senang dan bahagia. Akan tetapi Jalan Tarikat ini tidaklah salah melainkan masih di dalam perjalanan menuju kepada Allah. Dan jalan tarikat ini sangat baik bagi mereka yang haus untuk bertemu dengan Allah.

Jalan yang lain yaitu menuntut kepada Orng yang Ahli dalam Ma’rifat yang mendapatkan bimbingan langsung dari pada Allah Swt melalui Nur Muhammad Saw. Dan bergurulah kepadanya untuk bisa melepaskan ke Egoan yang ada pada diri serta minta bimbingan kepadanya agar bisa mengenal diri yang sebenar2nya diri sebagai suatu jalan untuk ma’rifat/mengenal kepada Allah.

Intinya adalah Dasar agar dapat berma’rifat kepada Allah itu haruslah melalui seorang “GURU yang MURSYID MUROBBI”.

Sabda Nabi Saw :” JIka engkau belajar sesuatu tetapi tidak ada yang membimbingnya/ Gurunya maka Syetanlah yang akan menjadi Gurunya.

Kesimpulannya adalah : Jalan Ma’rifat kepada Allah :

melalui :

1 Jalan Ikhlas, Sabar, Tawakal dan Ridho.
2 Jalan Tarikat yang mengamalkan zikir2 dan wirid dengan di bimbing oleh seorang MURSYID
3 Jalan Ma’rifat yaitu meleburkan ke Egoan yang ada pada diri serta memahami ilmu pengenalan Diri
kepada Seorang “GURU yang MURSYID MUROBBI”

===================================================

0 comments: