Assalamu'alaikum wa-rohmatullohi wa-barokaatuh...
Eh mau mengingat-ingat dulu yaah...flash-back/kilas-balik memori di kepala yang mungkin sedang low-batterai juga.
Al-Kisah...saya membeli tablet kebetulan merk Advance T5C, gara-gara Si Anak minta dibelikan. Masalahnya anak tetangga dan saudaranya juga sering bermain game dengan toucscreennya. Sempat ragu saya mau mengambil keputusan untuk tidak membelikannya, lha apa tidak banyak pengaruh buruk nantinya?. Namun ketika Sang Cucu itupun pintar juga beralasan, tidak boleh pinjam dan sebagainya. Selain itu jurus pukulan dan tendangannyapun ikut dilancarkan, lha ini siapa yang mengajarinya? Dan akhirnya saya belikan, karena Simbah juga jadi sasaran amuk Si Cucu tadi.
Saya pikir berapa lama perangkat Android itu bisa awet di tangan Si Kecil?, sudah beberapa kali jatuh. Was-was rusak terutama jika layarnya yang pecah.
Sang Anak ternyata semakin trampil, ada saja yang bisa dia lakukan, yah bisa karena biasa, itu kaan! Bisa download aplikasi game sendiri, padahal sudah saya 'wanti-wanti', jangan download terus, nanti isinya penuh dan jadi macet. Karena pernah "hang" atau macet gara-gara terlalu berat, karena banyaknya aplikasi yang terpasang. Ada juga jawaban alasan, katanya "mangke kan saged dihapus mallih!", begitu ucapan dalam logat basa jawanya.
Si Anak yang baru saat itu berumur 4 tahunan sempat mogok sekolah paud, padahal sudah hampir selesai untuk beralih ke tingkat paud-TK.
Kini perangkat mobile Android itu ada masalah. Baterainya tidak atau sulit pengisiannya, dan ini yang kedua kalinya. Karena sudah tak sabaran lagi, saya paksakan untuk membuka saja casing/wadah tablet tadi. Cari petunjuk dulu dari youtube, eh kebetulan ketemu. Pakai Mika yang sebesar kartu nama bekas kartu perdana simpati, saya gunakan untuk membuka Casing tablet Advance T5C tersebut. Saya lepas baterainya baik ujung kabel Anoda(+) dan katodanya(-) maupun lempengan tipis baterai yang menempel pada perekat double-tape. Lalu saya ukur menggunakan Mulitester digital, ternyata terukur besar tegangan hanya 3,5 Volt. Makanya di perangkat tablet terukur pada indikator hanya 4% dan keadaan terakhir tidak mampu menyalakan layar LCDnya.
Sejenak berpikir...ini harus apa yang bisa dilakukan? Saya ambil jalan pintas membuat saluran kabel power keluar dari perangkat tersebut, dengan kabel kecil merah-hitam sepanjang 1,5 meter. Ujung pada kabel tersebut saya pasang soket baterai seperti yang terpasang pada baterai Li-Po pada mainan Remote Helikopter. Bodi belakang tablet dari plat logam alumunium saya bor dengan ukuran diameter mata-bor 3mm, tidak jauh dari solderan ujung kabel power pada pcb mainboardnya.
Dari pengalaman tersebut, saya dapat menggunakan 1 sell yaitu bertegangan 3,7 volt Baterai Li-ion tipe xx18650. Keuntungannya, tidak harus beli baterai jenis yang sama yang harganya sudah pasti kurang lebih ratusan ribu. Padahal saya beli 5 biji baterai Li-ion HY18650 bermerk UltraFire seharga Rp 17.500 perbijinya, ya saya tawar yang tadinya seharga 20 ribuan.
Ketika memakai Tablet Advance T5C sudah saya siapkan 10 biji baterai cadangan yang pengisiannya sudah penuh. Pada charger otomatis tegangan akan cut-off atau memutuskan secara otomatis jika tegangan sudah mencapai 4,2 volt. Dan pada perangkat tablet, tegangan 4,2 volt akan terdeteksi pada indikator baterai sebagai ukuran 100% baterai terisi penuh.
Eh...belum saya ambil gambarnya....besok lagi, sudah ngantuuuk....
Wassalaamu'alaikuuum....wr. wb...